Rabu, 01 Juni 2011

Empat Hari yang Mengingatkan Saya

Ingat lima perkara,
Sebelum lima perkara,
Sehat sebelum sakit,
Muda sebelum Tua,
Kaya sebelum Miskin,
Lapang sebelum Sempit,
Hidup, sebelum mati ….

(Demi Masa, Raihan)


Saya sakit, dan untuk pertama kalinya seumur hidup saya, harus mendapatkan perawatan di Rumah Sakit. Padahal pagi harinya saya masih segar bugar dan bisa berangkat ke kantor untuk bekerja seperti biasanya. Tapi justru di kantor itulah saya jatuh sakit, dan akhirnya, diantar suami dengan meminjam mobil kantor, dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif mengingat perawat di polikinik di perusahaan saat itu sudah angkat tangan. Saya divonis mengalami pembengkakan ginjal akibat infeksi saluran kencing, dan harus dirawat empat hari lamanya. Empat hari yang mengingatkan saya, akan nikmat yang telah Allah berikan pada saya selama ini, yang masih suka lupa saya syukuri.

Saat saya sakit, tangan kanan saya diinfus (vena ditangan kiri saya tidak tampak, sehingga perawat memasang infus di tangan kanan), dan setelah beberapa waktu, bengkak dengan sukses dan sangat sulit untuk digerakkan. Padahal nyaris semua aktifitas harus dilakukan dengan tangan kanan, bukan? Secara otomatis untuk semua aktifitas yang biasanya dilakukan dengan tangan kanan, saya harus belajar menggunakan tangan kiri, atau dibantu suami. Makan, mandi, mengambil sesuatu bahkan saat ada nyamuk yang hinggap di tangan kiri saya, saya sulit menepuknya. Selama ini pernahkan saya bersyukur untuk tangan kanan saya yang sehat? Tidak, saya lebih sering lupa.

Hari kedua dirumah sakit saya kena marah perawat karena darah naik ke selang infus. Proses pembersihannya memakan waktu dan menimbulkan rasa nyeri. Penyebabnya sepele, karena saya sholat dengan “sempurna”. Saya tahu ada rukshah untuk orang sakit seperti saya, saya bisa sholat dengan berbaring atau duduk. Waktu itu saya sholat sambil duduk, tapi melakukan takbir dengan “sempurna” (anda tahu kan maksud saya). Dan karena terlalu banyak bergerak itulah darahnya jadi naik ke selang. Allah, betapa lalainya saya dari menyadari kalau bisa melakukan sholat dengan sempurna adalah nikmat-Mu yang tak terhingga.


Selama empat hari di rumah sakit, suami saya dengan begitu sabar dan telaten merawat saya. Di usia pernikahan kami yang masih berbilang bulan, saya sangat bersyukur telah diberi Allah hadiah seorang suami sepertinya. Sungguh hadiah terindah dalam hidup saya, dan saya merasa sangat beruntung.

Empat hari, dan tidak satu haripun saya lewati tanpa mengingat Allah dan segala nikmat yang telah ia berikan pada saya. Sakit ini, saya bersyukur, telah mengingatkan saya yang kerap lupa ini. Saya tahu Allah sayang pada saya, sangat sayang pada saya. Sehingga saya diingatkan, agar kembali kepada-Nya. Agar memperbaiki kualitas diri saya dalam beribadah kepada-Nya (ngaku nih …). Semoga saya bisa lebih ingat lagi, dan lebih bersyukur lagi, bukan hanya saat saya sakit, terutama disaat saya sehat.

Dan nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar